Takdir?
Apa itu takdir ?
Saya tidak tahu kenapa saya terlahir di keluarga yang sederhana ini
Saya tidak tahu kenapa saya terlahir di keluarga yang miskin ini
Saya tidak tahu kenapa saya terlahir di keluarga yang kaya ini
Saya tidak tahu kenapa saya terlahir jelek
Saya tidak tahu kenapa saya terlahir ganteng
Saya tidak tahu kenapa saya terlahir cantik
Saya tidak tahu kenapa saya terlahir tidak normal
Saya tidak tahu kenapa saya terlahir cacat
Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Apakah ini takdir ?
Ketika orang-orang tidak bisa memilih dilahirkan menjadi apa dan seperti apa mereka diturunkan ke dunia ?
Katanya surga itu indah
Lantas kenapa kita memilih turun ke dunia, yang hanya sementara dan fana ini wahai manusia ?
Tapi ketika kita tidak ingin turun ke dunia kenapa kita masih turun ?
Apakah kita tidak bisa memilih dan akhirnya menyesali menjalani hidup di dunia ini ?
Takdir membuat orang saling benci satu sama lainnya, membuat orang saling dengki saling iri dan saling membunuh.
Kenapa tidak semua orang di lahirkan sempurna ?
Kenapa tidak semua orang di lahirkan kaya ?
Kenapa tidak semua orang di lahirkan cantik ?
Kenapa tidak semua orang di lahirkan ganteng ?
Sehingga tidak ada lagi kata benci iri dan dengki diantara kita
Tapi, itulah takdir, kita tidak bisa memilih menjadi apa, kita hanya perlu menjalaninya dan hingga akhirnya kita semua berkumpul di Surga.
17 Agustus tahun 45
Hallo guys :*
saya tidak tahu kenapa saya menunda nunda untuk mengetik hal ini dan akhirnya dengan mata yang sedikit mengantuk, yap akhirnya saya mengetik ini di blog yang indah nan cantik ini. . . .
16 Agustus tahun 45, besoknya hari kemerdekaan kita, iya tepatnya hari ini 17 Agustus 2017 ulang tahun indonesia yang ke 72. moment yang dimana banyak orang-orang (masyarakat Indonesia) yang mengenang hari bersejarah dengan mengadakan macam -macam lomba, mulai dari lompat karung, panjat pinang, makan kerupuk sampai masukkan pencil dalam botol, entah siapa orang pertama yang mencetuskan agar mengadakan lomba ketika hari kemerdekaan Indonesia. aneh sih tapi seru. serunya dimana? Serunya, kita bisa melihat canda tawa penduduk, masyarakat dan hokage sekitar bercengkrama menyaksikan lomba tanpa ada gadget pintar di sekitarnya, kita juga bisa melihat kelucuan anak anak kecil ketika jatuh waktu balap karung walapun mereka menderita tapi lucu. terus kita juga bisa melihat pantat-pantat menggoda ketika lomba panjat pinang. entah sudah berapa pantat yang saya lihat ketika celana para peserta panjat pinang melorot di tarik anggota teamnya sendiri. Yang paling penting di lakukan ketika 17 Agustus adalah upacara, ini mengingatkan saya ketika magang di kantor kementerian yang dimana kantor tersebut mewajibkan upacara bendera setiap bulannya di tanggal 17 dan kami mahasiswa magang yang berjumlah 3 orang terpilih menjadi pengibar bendera.
Waktu itu hari jumat tanggal 14 Juli dan kami latihan mengibarkan bendera di lapangan kantor dengan pengetahuan yang seadanya. karena tidak ada satupun dari kami yang pernah ikut paskibraka dizaman sekolah (ini magang kuliah). Kantor tempat saya magang ini selalu libur di hari sabtu dan minggu jadi kami latihannya hari jumat. dan entah mimpi apa saya semalam harus mengibarkan bendera di kantor kementerian bersama 2 orang wanita hijab. Jadi kelompok magang saya itu terdiri dari 3 orang dan 2 diantaranya adalah peremupan, pertama ada Lola (wanita hijab yang sering menjadi model fotografi dengan jidat ukuran extra layaknya ikan lohan) kedua Engke (wanita hijab anggota resimen mahasiswa yang paling ditakuti di kampus saya jadi jangan macam macam dengan dia atau mukamu bisa hancur dengan sempurna) dan yang terakhir saya sendiri (pria ganteng yang sering tampil apa adanya).
Kami pun latihan dengan serius dan dibantu satpam kantor agar kami bisa mengibarkan bendera dengan selayaknya dan semestinya, dengan urutan cewek di kiri dan kanan dan saya cowok di tengah menjadi baki (baki : orang yang bertugas membawa bendera) ketika latihan pun kami terus mengulang-ngulang untuk meminimalisir kesalahan mulai dari gerak jalan, belok kanan belok kiri, sampai menggerek bendera pun kami lakukan dengan serius dan boom latihan kami berjalan dengan lancar dan sukses. Dan ketika udah sukses satu kali, kami pun langsung kembali ke ruangan. karena kami anggap semuanya udah aman, saya pun berkata “wah semudah ini, pasti hari senin bakal aman”. “kita pasti bisa hari senin” celetuk Lola (dengan jidat yang bersinar karena mendapat pantulan cahaya dari sang surya). dan engkeh cuma diam tanpa berkata apa apa.
Hari eksekusi pun tiba senin 17 Juli. Jam 7 pagi saya sudah sampe di kantor, ternyata Lola dan Engke sudah lebih dulu sampe dari saya. Kami pun menyempatkan latihan satu kali sebelum upacara dimulai pukul 7.30 dan seperti latihan sebelumnya, semuanya berjalan lancar tanpa ada salah sedikitpun. “wah sehebat inikah kita, kalo ikut paskib kita pasti terpilih untuk mengibar bendera di istana Negara” saya berkata dalam hati, entah jiwa sombong dari mana yang tiba tiba datang merasukki saya. Bel pertanda upacara pun berbunyi dan kami bersiap-siap memasukki barisan sambil mengenakan almamater kampus, sebenarnya saya agak risih mengenakan almamameter, karena penjahit yang merombak almamater saya kayanya penjahit baru, soalnya almamater saya bukan jadi tambah keren tapi malah jadi kaya baju ibu ibu hamil.
kami pun berbaris sesuai urutan dan saya berada di posisi tengah sambil memegang bendera dengan sigap. Upacara pun dimulai semua peserta melakukan tugasnya dengan baik dan benar dan tibalah giliran kami untuk melakukan tugas mengibarkan bendera. “Siap gerak, maju jalan” kode yang diucap lola. kami pun berjalan dengan rapi dan benar menuju tiang bendera, “Henti gerak,” “maju tiga langkah jalan” ucap lola. Kami pun mengikat bendera dengan benar, lalu bendera di tarik Engke, “Bendera siap” ucap Engkeh, komandan upacara pun langsung berteriak "kepada sang bendera merah putih, hormattt gerak", semua peserta upacara hormat kearah sangka kala merah putih dan terdengar kumandang lagu Indonesia raya, semuanya kami lakukan dengan benar sampai lagu Indonesia raya habis berkumandang dan bendera berkibar di tiang bendera, kami pun mengikat tali ketiang bendera dengan kuat lalu kami merapikan barisan, “mundur 3 langkah gerak, hormat gerak” Lola kembali memberi kode, “balik kanan, maju jalan” dan disinilah petaka yang sebenarnya terjadi, awalnya kami berjalan rapi sesuai barisan. Kiri- kanan, kiri-kanan saya berhitung dalam hati, entah mengapa Engke yang berada disebelah kanan saya tiba tiba berjalan layaknya zombie yang kena aliran listrik 2000 volt, dan timbul niatan saya untuk menyemprot waja Engke dengan racun serangga agar dia tidak menyerang peserta upacara. saat itu saya menjadi panik karena terdengar tawa dari peserta upacara dan saya takut saya ikut tertawa. Walapun akhirnya kami sampe dibarisan kami dengan aman, dan setelah upacara kelar saya bertanya kepada Engke kenapa dia berjalan seperti zombie, ternyata Engke grogi, "Mengapa groginya harus di akhir?" ucap saya “Mana saya tahu!!!” ucap Engke dengan nada tinggi dan emosi, saya pun langsung meninggalkan Engke, karena saya takut tulang belakang saya di cabut Engke dan dijadikan tiang bendera.
Langganan:
Komentar (Atom)